Sejarah Sambal di Indonesia

 Sambal merupakan olahan sambal terasi dengan rasa pedas. Sejarah sambal diawali dengan kedatangan benih cabai yang dibawa oleh bangsa Portugis pada abad ke-16, yang bagaikan kebangkitan budaya makanan pedas. Metodologi yang digunakan untuk penelitian ini meliputi analisis literatur etnografi makanan, asal usul, fungsi dan jenis sambal yang ditemukan dalam artikel dan bab buku yang relevan. Hasilnya menunjukkan bahwa penduduk dengan konsumsi sambal tertinggi tinggal di Kepulauan Sumatera. Cara pembuatan sambal ada dua macam, yaitu mengiris dan menumbuk. Beberapa saus sambal bisa dimasak atau dimakan mentah. Keanekaragaman sambal dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sumber daya, faktor geografis, sejarah, dan budaya. Oleh karena itu, sambal dinilai menjadi penyumbang penting keanekaragaman pangan di Indonesia karena setiap masakan daerah pasti mengandung sambal dan tidak pernah ketinggalan.

Sambal adalah masakan Indonesia yang populer. Bahan utama yang membuat pedas adalah cabai. Sejak masuknya cabai ke Indonesia dari benua Amerika oleh Portugis dan Spanyol pada masa penjajahan pertama, cabai telah banyak digunakan dalam masakan Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, sebuah buku populer berjudul Kokki Bitja terbit pertama kali pada tahun 1857. Disusun oleh Nonna Cornelia dan menjelaskan tentang sambal yang dalam buku ini disebut sambalan. Ada publikasi lain tentang sambal, termasuk puisi. Misalnya, syair populer yang ditemukan pada tahun 1669, yang diketahui berasal dari puisi Van Over-beeke di Batavia, mencirikan rasa pedas pada sambal. Sambal menjadi populer karena terbitnya buku masak pada abad ke-19 hingga awal abad ke-19. abad ke-20. Buku masak yang sesuai dengan “Pancasila” ini akhirnya diterbitkan pada tahun 1967 dengan judul “Mustika Rasa Resep Masakan Indonesia” untuk sambal khas Indonesia. Penyusunan Mustika Rasa didasari oleh pemikiran bahwa yang utama adalah kreasi masakan nasional Indonesia. Beberapa resep sambal yang ditulis dengan ejaan lama Indonesia adalah sambal bantji, belimbing, lado hidjau, ontjom, petjel, tempojak dan masih banyak lagi.

Cabai merupakan komoditas penting di Indonesia karena sebagian besar rumah tangga memanfaatkannya sebagai pelengkap masakan sehari-hari. Dengan meningkatnya konsumsi cabai, permintaan cabai menjadi relatif tinggi karena rata-rata masyarakat Indonesia menyukai pedas. Tingginya konsumsi sambal disebabkan oleh toleransi masyarakat yang tinggal di daerah beriklim panas terhadap cabai. Di setiap restoran lokal di Indonesia, pelanggan disuguhi semangkuk sambal. Satu sendok teh sambal sudah lebih dari cukup untuk sepiring penuh nasi atau sup. Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai banyak ras dan budaya. Selain warisan nenek moyang, kebudayaan suatu negara juga dipengaruhi oleh keragaman tradisi dan makanan.

Indonesia terkenal dengan keanekaragaman budaya dan etnisnya, termasuk keanekaragaman makanan, adat istiadat, dan upacara. Bangsa yang besar diharapkan dapat menjunjung tinggi jati diri bangsa. Indonesia adalah negara dengan karya seni, warisan kuliner, dan budaya tradisional yang luar biasa. Sambal merupakan salah satu masakan pedas favorit di Indonesia dengan keanekaragaman yang tinggi. Gambar 2 adalah peta jalan untuk mengeksplorasi jenis sambal di Indonesia. Temuan sebelumnya menunjukkan bahwa perbedaan pangan dikaitkan dengan geografi dan demografi kepulauan Indonesia karena keanekaragaman pangan muncul dari cara tradisional menambahkan bumbu. Bahan baku tradisionalnya telah digunakan secara turun-temurun hingga saat ini dan disesuaikan untuk melengkapi bahan utama berdasarkan wilayah.

Keanekaragaman pangan berkaitan dengan berbagai jenis budaya serta lingkungan ekologi dan manusia. Fokusnya adalah pada keragaman sistem pangan di berbagai wilayah, budaya, dan ekosistem. Beberapa penelitian juga meneliti status gizi manusia dalam kaitannya dengan sistem pangan. Terdapat korelasi erat antara potensi manfaat dan “peran fungsional” pangan dengan keanekaragaman regional. Ilmu gizi harus mendukung ekosistem berkelanjutan, sumber daya ekologi, dan lingkungan yang sehat. Gizi dan lingkungan mempunyai keterkaitan erat dalam sistem pangan. Keanekaragaman pangan mewakili kebiasaan makan masyarakat di suatu negara. Salah satu warisan kuliner masyarakat Indonesia rata-rata adalah konsumsi makanan pedas, seperti sambal. Disukai oleh berbagai kalangan dan cukup sering dikonsumsi. Sambal adalah bubur cabai (Capsicum sp.) dengan atau tanpa bahan tambahan seperti garam, bawang merah, dan bawang putih.

Lihat Juga:

  1. Makanan Khas Aceh
  2. Makanan Tradisional Aceh
  3. Masakan Khas Aceh
  4. Masakan Tradisional Aceh
  5. Kuliner Khas Aceh
  6. Kuliner Tradisional Aceh
  7. Hidangan Khas Aceh
  8. Hidangan Tradisional Aceh
  9. Makanan Enak di Aceh
  10. Makanan Khas Aceh
  11. Makanan Khas Aceh
  12. Makanan Tradisional Aceh
  13. Masakan Khas Aceh
  14. Masakan Tradisional Aceh
  15. Kuliner Khas Aceh
  16. Kuliner Tradisional Aceh
  17. Hidangan Khas Aceh
  18. Hidangan Tradisional Aceh
  19. Makanan Enak di Aceh
  20. Makanan Khas Aceh
  21. Makanan Khas Aceh
  22. Makanan Tradisional Aceh
  23. Masakan Khas Aceh
  24. Masakan Tradisional Aceh
  25. Kuliner Khas Aceh
  26. Kuliner Tradisional Aceh
  27. Hidangan Khas Aceh
  28. Hidangan Tradisional Aceh
  29. Makanan Enak di Aceh
  30. Makanan Khas Aceh
  31. Makanan Khas Aceh
  32. Makanan Tradisional Aceh
  33. Masakan Khas Aceh
  34. Masakan Tradisional Aceh
  35. Kuliner Khas Aceh
  36. Kuliner Tradisional Aceh
  37. Hidangan Khas Aceh
  38. Hidangan Tradisional Aceh
  39. Makanan Enak di Aceh
  40. Makanan Khas Aceh
  41. Makanan Khas Aceh
  42. Makanan Tradisional Aceh
  43. Masakan Khas Aceh
  44. Masakan Tradisional Aceh
  45. Kuliner Khas Aceh
  46. Kuliner Tradisional Aceh
  47. Hidangan Khas Aceh
  48. Hidangan Tradisional Aceh
  49. Makanan Enak di Aceh
  50. Makanan Khas Aceh

Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia mempunyai tujuan menjadikan sambal dikenal secara global sehingga meningkatkan nilai tambah dan membawa kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki budaya pangan yang terdiversifikasi, dan berbagai bahan pangan selain cabai serta berbagai teknik pembuatannya digunakan untuk menghasilkan sambal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paket Tour Aceh 3 Hari 2 Malam

JELAJAH ACEH 3 HARI / 2 MALAM